Minggu, 10 Februari 2019

Model pembelajaran bersiklus

Model pembelajaran bersiklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert karplus dalam science curriculum improvement study/SCIS (Throwbridge & Bybee 1996).
Menurut Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model pembelajaran dalam ilmu pendidikan yang konsisten dengan teori-teori kontemporer tentang bagaimana individu belajar.
Learning cycle atau siklus belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif (Fajaroh, 2008).
Menurut Renner pembeajaran bersiklus atau Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Ciri khas model pembelajaran Learning Cycle ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Siklus belajar merupakan suatu pengorganisasian yang memberikan kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru dan untuk menata ulang pengetahuan mahasiswa, (Santoso, 2005:34).
Menurut Ali (1993) siklus belajar adalah proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat rangkaian
kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur.
Sementara Aksela (2005) menyatakan dalam siklus belajar suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang dosen ke otak mahasiswanya.
Rapi (2008) menyatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar/ Learning cycle dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan yang dimiliki serta mengaitkan konsep-konsep yang sudah dipahami dengan konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sedangkan menurut Khairani (2011), model pembelajaran Learning Cycle 5E mempunyai fase-fase yang yang menuntut siswa untuk lebih aktif menggali dan memperkaya pemahaman siswa terhadap konsep- konsep yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: eksplorasi (exploration), menjelaskan (explanation), dan memperluas (elaboration/extention), yang dikenal dengan learning cycle 3E.
Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami perkembangan menjadi lima tahap, yaitu: pembangkitan minat/mengajak (engagement), eksplorasi/menyelidiki (exploration), menjelaskan (explanation), memperluas (elaboration/extention), dan evaluasi (evaluation), sehingga dikenal dengan learning cycle 5E.
yaitu Eksplorasi (exploration), Pengenalan konsep (concept introduction) dan Aplikasi konsep (concept application).
Siswa diberi kesempatan untuk mengekplorasi materi secara bebas.
Siswa mengobservasi dan memahami fenomena alam dengan menggunakan pengetahuan awalnya.
Siswa mengembangkan pengetahuan baru yang melibatkan pengalaman konkrit siswa dengan sedikit bimbingan guru.
Tujuan eksplorasi ini adalah untuk merangsang minat siswa. Tujuannya bagi guru adalah mengetahui pengetahuan awal siswa.
Guru mengenalkan konsep baru serta menghubungkan antar konsep yang siswa temukan pada fase eksplorasi.
Pengenalan konsep dapat dilakukan dengan cara diskusi, melihat tayangan gambar/charta, dsb.
Siswa dibimbing untuk memahami konsep dan prinsip-prinsipnya sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menunjukkan membenahi konsep awal yang mereka miliki.
Siswa berpikir tentang cara mengaplikasikan konsep yang mereka dapat pada fase II untuk diterapkan pada situasi lain.
Tujuannya adalah secara umum siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka.
Guru memberikan berbagai persoalan dengan konteks yang berbeda untuk diselesaikan siswa dengan konsep yang telah mereka dapat pada fase yang kedua.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya pada pengembangan konsep yang lebih lanjut.
Menurut Piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning Cycle (5 E)) pada dasarnya memiliki lima fase yaitu:
Bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.
Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari.
Siswa mengembangkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima materi pelajaran.
Lawson mengemukakan tiga tipe learning cycle yaitu:
1.Deskriptif yaitu  para siswa menemukan pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi); guru memberi nama pada pola itu (pengenalan istilah atau konsep), kemudian pola itu ditentukan dalam konteks-konteks lain (aplikasi konsep).
2.Empiris-induksi yaitu para siswa juga menemukan pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya mengemukakan sebab-sebab yang mungkin tentang terjadinya suatu pola.
3.Hipotesis deduktif yaitu dimulai dengan pernyataan sebab. Para siswa diminta untuk merumuskan jawaban-jawaban hipotesis-hipotesis yang mungkin pada terhadap pernyataan itu.
1.Merangsang kembali siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
2.Memberikan motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan.
3.Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
4.Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari.
5.Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.
1.efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran.
2.menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
3.memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4.memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Postingan dibuat oleh dindaagnes

abdulgopuroke.blogspot.com/2017/01/model-pembelajaran-bersiklus-atau.html#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Video 1 dan 2 WinataUtama

https://m.youtube.com/watch?v=8Cq__UX4ME4